Kurindu suaramu yang dulu begitu manja dan manis bermadu
Kini seolah sirna, menjadi pelangi dalam ingatan
Menjelma taman hati yang dipenuhi bunga-bunga bermekaran
Merubah beribu harapan menjadi kesunyian musim kemarau
Angin musim hujan telah menyapa langit biru
Namun gemuruh guntur belum bisa meneriakkan suaramu
Air hujan sengaja menari-nari di atas daun-daun kehidupan
Namun tetap saja aliran air menuju garam lautan
Aku tahu diammu menyimpan emas permata kerinduan
Atau menciptakan bintang yang gemintang cita-cita masa depan
Ataukah diammu adalah sebuah kesedihan?
Aku tidak ingin kesedihan itu menjadi batu-batu kepedihan
SBY, 15 Nop 2013